About Me

Translate

Popular Posts

Welcome to the world of mystery. I hereby telling you to enjoy wasting your time here.

Konflik Sosial

1. Pengertian Konflik

Konflik => Perbedaan
Konflik termasuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif.

Secara etimologi, konflik berasal dari bahasa Yunani "Configere" atau konfigen yang artinya saling memukul. (Pertentangan, perbedaan, perselisihan).

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Secara sederhana, konflik merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang berseberangan, tidak selaras dan bertentangan.

Secara sosiologi, konflik adalah pertentangan untuk memenuhi tujuannya antara individu-individu, individu-kelompok, kelompok-kelompok yang berusaha menyingkirkan pihak lain, membuat pihak lain hancur, tidak berdaya dan bersifat menjatuhkan.

Definisi konflik menurut para ahli:

Berstein
Suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunyai potensi positif dan negatif antara interaksi sosial.

Soerjono Soekanto
Konflik sebagai suatu proses sosial individu dan kelompok yang berusaha memenuhi tujuan dengan menentang pihak lawan, yang disertai dengan ancaman/kekerasan.

Lewis A. Coser
Konflik yaitu sebuah perjuangan mengenai nilai dan tuntutan atau pun status, kekuasaan, sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai/melenyapkan lawan. Merupakan peristiwa normal yang dapat memperkuat struktur hubungan-hubungan sosial.

John Lewis Gilin & John Philip Gilin
Bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan (oppositional process). Artinya, konflik adalah bagian dari sebuag proses interaksi sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku.

Persaingan adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang/kelompok secara kompetitif tanpa melakukan ancaman atau benturan fisik.
Kontroversi adalah bentuk persaingan seseorang/kelompok yang berada antara konflik dan persaingan.

2. Sebab dan Faktor Penyebab Konflik

Sebab terjadinya konflik:

1. Adanya perbedaan kepribadian yang disebabkan oleh latar belakang.
2. Adanya perbedaan pendirian/antar individu yang lain semakin tajam sehingga timbul bentuk.
3. Adanya perbedaan kepentingan individu/kelompok.
4. Perbedaan budaya yang mempengaruhi pola pikiran & tingkah laku seseorang dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan.
5. Bentrokan antar kelompok baik perseorangan maupun kelompok, misalnya sosial politik, ketertiban & keamanan.

Faktor-faktor penyebab konflik di Indonesia:

1. Adanya dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain. Contoh: Aceh & Papua.
2. Apabila terjadinya persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup antar kelompok suku bangsa.
3. Apabila terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan.

3. Bentuk-bentuk Konflik

Berdasarkan sifatnya:

a. Konflik Destruktif

Muncul karena adanya perasaan tidak senang, benci & dendam kepada pihak lain yang mengakibatkan kehilangan harta benda dan nyawa.

b. Konflik Konstruktif

Bersifat funsional yang muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini menghasilkan konsensus dari perbedaan pendapat dan menghasilkan suatu perbaikan.

c. Konflik Realistik

Dapat diterima oleh orang banyak.

Berdasarkan pelakunya:

a. Konflik Horizontal

Terjadi antara individu/kelompok yang memiliki kedudukan yang sama. Contoh: Golkar &PDI-P, PKB & PAN, antara suku, bangsa, ras dan agama.

b. Konflik Vertikal

Terjadi pada masyarakat yang memiliki struktur hirarki. Contoh: Antara atasan dengan bawahan, guru dengan murid, masyarakat dan negara dll.








c. Konflik Diagonal

Karena adanya ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Contoh: Konflik Aceh, Papua dll.

Berdasarkan sifat pelaku:

a. Konflik Terbuka

Diketahui oleh seluruh pihak.

b. Konflik Tertutup

Hanya diketahui pihak berkonflik.

Berdasarkan konsentrasi aktivitas manusia:

a. Konflik Sosial

Karena perbedaan kepentingan sosial.

b. Konflik Politik

Karena perbedaan kepentingan kekuasaan.

c. Konflik Ekonomi

Akibat perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.

d. Konflik Budaya

Perbedaan berbagai kebudayaan.

e. Konflik Ideologi

Adanya perbedaan paham/ideologi.

Berdasarkan cara pengolaannya:

a. Konflik Intern Individu

Erat kaitannya dengan emosi individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi.

b. Konflik Antar Individu

Konflik antar 1 orang lainnya karena perbedaan pendapat.

c. Konflik Antar Kelompok

Yang terjadi karena manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup dalam kelompok-kelompok.

Berdasarkan Lewis A. Coser:

a. Konflik Realistis

Konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap suatu sistem dan tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.

b. Konflik Nonrealistis

Konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonistis, melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.

c. Konflik In-Group

Konflik yang terjadi di dalam kelompok itu sendiri.

d. Konflik Out-Group

Konflik yang terjadi antara satu kelompok dan kelompok lain.



Catatan:
Konflik berdasarkan Soerjono Soekanto: Konflik pribadi, konflik rasial (ras), konflik antar kelas-kelas sosial, konflik politik, konflik internasional.

Konflik berdasarkan Ralf Dahrendorf: Konflik antara peran-peran sosial, konflik antara kelompok-kelompok sosial, konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisasi dan tidak terorganisasi, konflik-konflik di antara satuan nasional (partai, negara, organisasi internasional).

Konflik menurut Ursula Lehr: Konflik dengan orang tua sendiri, konflik dengan anak-anak sendiri, konflik dengan keluarga, konflik dengan orang lain, konflik dengan suami atau istri, konflik di sekolah, konflik dalam pemilihan pekerjaan, konflik agama, konflik pribadi.

4. Dampak dan Akibat Konflik

Konflik dapat bersifat positif, maupun negatif. Masyarakat yang memperbolehkan terjadinya konflik adalah masyarakat yang cenderung terhindar dari kemungkinan ledakan konflik dan kehancuran struktur sosial.

Dampak konflik:

a. Langsung

1. Menimbulkan keretakan hubungan antara individu/kelompok lainnya.
2. Adanya perubahan kepribadian.
3. Kemiskinan bertambah akibat situasi kurang aman.
4. Lumpuhnya roda perekonomian.
5. Pendidikan terganggu karena rusaknya sarana dan prasarana pendidikan.

b. Tidak Langsung

Dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang tidak terlibat langsung dalam sebuah konflik atau dampak jangka panjang dari suatu konflik yang tidak secara langsung dirasakan oleh pihak-pihak berkonflik.
Contoh: Demonstran karyawan.

Akibat Konflik:

1. Bertambah kuatnya rasa solidaritas di antara sesama anggota.
2. Hancur/retaknya kesatuan kelompok.
3. Adanya perubahan kepribadian individu.
4. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban nyawa.

Segi Positif:

1. Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas.
2. Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai, dapat pula membantu menghidupkan lagi norma lama atau membuat norma-norma baru.
3. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
4. Jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
5. Mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.
6. Memunculkan sebuah kompromi baru.

Segi Negatif:

1. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.
2. Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia.
3. Berubahnya sikap kepribadian para individu, baik yang mengarah kepada hal-hal positif atau negatif.
4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.

5. Upaya/Cara Penyelesaian Konflik

Dalam sosiologi, cara-cara untuk menyelesaikan konflik dan kekerasan dimasyarakat sering disebut dengan istilah akomodasi. Bentuk akomodasi antara lain:
1. Konsiliasi => Dipertemukan oleh lembaga-lembaga tertentu.
2. Mediasi => Pengendalian konflik yang dilakukan oleh pihak ketiga.
3. Arbitrasi => Perwasitan yang dilakukan untuk memberikan keputusan.

Syarat agar konflik tidak berakhir dengan kekerasan:
1. Setiap kelompok harus menyadari situasi konflik di antara mereka. Melaksanakan prinsip-prinsip keadilan secara jujur.
2. Kekuatan sosial yang bertentangan terorganisasi dengan jelas.
3. Harus mematuhi aturan main yang disepakati bersama.

0 comments:

Post a Comment

Labels

Followers

Blog Archive