About Me
- Haika
Contact Person
Translate
Popular Posts
-
1. Pendekatan Keruangan (Spasial) Pendekatan keruangan adalah upaya dalam mengkaji rangkaian persamaan dari perbedaan fenomena geosfer dal...
-
1. Aspek Fisik dan Aspek Sosial Aspek fisik bersifat alamiah meliputi: bantuan bumi, mineral dan struktur batuan, air, cuaca dan iklim, fl...
-
1. Pengertian Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial adalah penilaian yang berbeda antara satu kelompok dan kelompok lain berdasarkan s...
-
Objek Material Geografi (Fenomena Geosfer/Fenomena Fisik): 1. Litosfer (Lapisan Batuan) 2. Pedosfer (Lapisan Tanah) 3. Atmosfer (Lapi...
-
1. Prinsip Persebaran (Penyebaran/Distribusi) Gejala geografi baik tentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia yang tersebar secara t...
-
Permukaan bumi itu memiliki bentuk yang bervariasi, ada bukit, gunung, lembah, lautan, danau, dan dataran. Perbedaan bentuk tersebut dinama...
-
A. Pengertian Diferensiasi Sosial Menurut etimologi diferensiasi sosial berasal dari kata diferen yang artinya berbeda, atau sosial yang ...
-
1. Memetakan Persebaran Fenomena Di Permukaan Bumi 2. Penentuan Lokasi Pertanian, Industri, dan Permukiman 3. Penentuan Lokasi Transmigra...
-
1. Teori kontraksi (Contraction theory) Dikemukakan pertama kali oleh Descrates (1596-1650), bahwa bumi semakin lama semakin susut dan ...
-
Struktur Utama Bumi 1. Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit bumi/kerak bumi atau crust) Litosfer berasal dari kata lithos berarti ...
Welcome to the world of mystery. I hereby telling you to enjoy wasting your time here.
Konflik Sosial
12:31 AM |
Posted by
Haika |
Edit Post
1. Pengertian Konflik
Konflik => PerbedaanKonflik termasuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif.
Secara etimologi, konflik berasal dari bahasa Yunani "Configere" atau konfigen yang artinya saling memukul. (Pertentangan, perbedaan, perselisihan).
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Secara sederhana, konflik merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang berseberangan, tidak selaras dan bertentangan.
Secara sosiologi, konflik adalah pertentangan untuk memenuhi tujuannya antara individu-individu, individu-kelompok, kelompok-kelompok yang berusaha menyingkirkan pihak lain, membuat pihak lain hancur, tidak berdaya dan bersifat menjatuhkan.
Definisi konflik menurut para ahli:
Berstein
Suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunyai potensi positif dan negatif antara interaksi sosial.
Soerjono Soekanto
Konflik sebagai suatu proses sosial individu dan kelompok yang berusaha memenuhi tujuan dengan menentang pihak lawan, yang disertai dengan ancaman/kekerasan.
Lewis A. Coser
Konflik yaitu sebuah perjuangan mengenai nilai dan tuntutan atau pun status, kekuasaan, sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai/melenyapkan lawan. Merupakan peristiwa normal yang dapat memperkuat struktur hubungan-hubungan sosial.
John Lewis Gilin & John Philip Gilin
Bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan (oppositional process). Artinya, konflik adalah bagian dari sebuag proses interaksi sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku.
Persaingan adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang/kelompok secara kompetitif tanpa melakukan ancaman atau benturan fisik.
Kontroversi adalah bentuk persaingan seseorang/kelompok yang berada antara konflik dan persaingan.
2. Sebab dan Faktor Penyebab Konflik
Sebab terjadinya konflik:
1. Adanya perbedaan kepribadian yang disebabkan oleh latar belakang.
2. Adanya perbedaan pendirian/antar individu yang lain semakin tajam sehingga timbul bentuk.
3. Adanya perbedaan kepentingan individu/kelompok.
4. Perbedaan budaya yang mempengaruhi pola pikiran & tingkah laku seseorang dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan.
5. Bentrokan antar kelompok baik perseorangan maupun kelompok, misalnya sosial politik, ketertiban & keamanan.
Faktor-faktor penyebab konflik di Indonesia:
1. Adanya dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain. Contoh: Aceh & Papua.
2. Apabila terjadinya persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup antar kelompok suku bangsa.
3. Apabila terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan.
3. Bentuk-bentuk Konflik
Berdasarkan sifatnya:
a. Konflik Destruktif
Muncul karena adanya perasaan tidak senang, benci & dendam kepada pihak lain yang mengakibatkan kehilangan harta benda dan nyawa.
b. Konflik Konstruktif
Bersifat funsional yang muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini menghasilkan konsensus dari perbedaan pendapat dan menghasilkan suatu perbaikan.
c. Konflik Realistik
Dapat diterima oleh orang banyak.
Berdasarkan pelakunya:
a. Konflik Horizontal
Terjadi antara individu/kelompok yang memiliki kedudukan yang sama. Contoh: Golkar &PDI-P, PKB & PAN, antara suku, bangsa, ras dan agama.
b. Konflik Vertikal
Terjadi pada masyarakat yang memiliki struktur hirarki. Contoh: Antara atasan dengan bawahan, guru dengan murid, masyarakat dan negara dll.
c. Konflik Diagonal
Karena adanya ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Contoh: Konflik Aceh, Papua dll.
Berdasarkan sifat pelaku:
a. Konflik Terbuka
Diketahui oleh seluruh pihak.
b. Konflik Tertutup
Hanya diketahui pihak berkonflik.
Berdasarkan konsentrasi aktivitas manusia:
a. Konflik Sosial
Karena perbedaan kepentingan sosial.
b. Konflik Politik
Karena perbedaan kepentingan kekuasaan.
c. Konflik Ekonomi
Akibat perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.
d. Konflik Budaya
Perbedaan berbagai kebudayaan.
e. Konflik Ideologi
Adanya perbedaan paham/ideologi.
Berdasarkan cara pengolaannya:
a. Konflik Intern Individu
Erat kaitannya dengan emosi individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi.
b. Konflik Antar Individu
Konflik antar 1 orang lainnya karena perbedaan pendapat.
c. Konflik Antar Kelompok
Yang terjadi karena manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup dalam kelompok-kelompok.
Berdasarkan Lewis A. Coser:
a. Konflik Realistis
Konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap suatu sistem dan tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
b. Konflik Nonrealistis
Konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonistis, melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.
c. Konflik In-Group
d. Konflik Out-Group
Konflik yang terjadi antara satu kelompok dan kelompok lain.
Catatan:
Konflik berdasarkan Soerjono Soekanto: Konflik pribadi, konflik rasial (ras), konflik antar kelas-kelas sosial, konflik politik, konflik internasional.
Konflik berdasarkan Ralf Dahrendorf: Konflik antara peran-peran sosial, konflik antara kelompok-kelompok sosial, konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisasi dan tidak terorganisasi, konflik-konflik di antara satuan nasional (partai, negara, organisasi internasional).
Konflik menurut Ursula Lehr: Konflik dengan orang tua sendiri, konflik dengan anak-anak sendiri, konflik dengan keluarga, konflik dengan orang lain, konflik dengan suami atau istri, konflik di sekolah, konflik dalam pemilihan pekerjaan, konflik agama, konflik pribadi.
4. Dampak dan Akibat Konflik
Konflik dapat bersifat positif, maupun negatif. Masyarakat yang memperbolehkan terjadinya konflik adalah masyarakat yang cenderung terhindar dari kemungkinan ledakan konflik dan kehancuran struktur sosial.
Dampak konflik:
a. Langsung
1. Menimbulkan keretakan hubungan antara individu/kelompok lainnya.
2. Adanya perubahan kepribadian.
3. Kemiskinan bertambah akibat situasi kurang aman.
4. Lumpuhnya roda perekonomian.
5. Pendidikan terganggu karena rusaknya sarana dan prasarana pendidikan.
b. Tidak Langsung
Dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang tidak terlibat langsung dalam sebuah konflik atau dampak jangka panjang dari suatu konflik yang tidak secara langsung dirasakan oleh pihak-pihak berkonflik.
Contoh: Demonstran karyawan.
Akibat Konflik:
1. Bertambah kuatnya rasa solidaritas di antara sesama anggota.
2. Hancur/retaknya kesatuan kelompok.
3. Adanya perubahan kepribadian individu.
4. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban nyawa.
Segi Positif:
1. Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas.
2. Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai, dapat pula membantu menghidupkan lagi norma lama atau membuat norma-norma baru.
3. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
4. Jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
5. Mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.
6. Memunculkan sebuah kompromi baru.
Segi Negatif:
1. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.
2. Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia.
3. Berubahnya sikap kepribadian para individu, baik yang mengarah kepada hal-hal positif atau negatif.
4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.
5. Upaya/Cara Penyelesaian Konflik
Dalam sosiologi, cara-cara untuk menyelesaikan konflik dan kekerasan dimasyarakat sering disebut dengan istilah akomodasi. Bentuk akomodasi antara lain:
1. Konsiliasi => Dipertemukan oleh lembaga-lembaga tertentu.
2. Mediasi => Pengendalian konflik yang dilakukan oleh pihak ketiga.
3. Arbitrasi => Perwasitan yang dilakukan untuk memberikan keputusan.
Syarat agar konflik tidak berakhir dengan kekerasan:
1. Setiap kelompok harus menyadari situasi konflik di antara mereka. Melaksanakan prinsip-prinsip keadilan secara jujur.
2. Kekuatan sosial yang bertentangan terorganisasi dengan jelas.
3. Harus mematuhi aturan main yang disepakati bersama.
Labels:
Sosiologi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment