About Me

Translate

Popular Posts

Welcome to the world of mystery. I hereby telling you to enjoy wasting your time here.

Pendekatan Geografi

1. Pendekatan Keruangan (Spasial)

Pendekatan keruangan adalah upaya dalam mengkaji rangkaian persamaan dari perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Di dalam pendekatan keruangan ini yang perlu diperhatikan adalah persebaran penggunaan ruang dan penyediaan ruang yang akan dimanfaatkan.

Pendekatan ini dapat di tinjau dari 3 aspek yaitu:

a. Pendekatan Topik

Pendekatan ini digunakan untuk mengkaji masalah/fenomena geografi dari topik tertentu yang menjadi pusat perhatian. Misalnya tentang wabah penyakit di suatu wilayah, dilakukan dengan cara mengkaji penyebabnya, medianya, prosesnya, intensitasnya, interelasinya.

Contoh: 

-Pada musim hujan Jakarta banjir, karena tiada sejengkal tanah pun yang dapat dijadikan untuk peresapan air, karena lahan dijadikan bangunan-bangunan dan jalan, selain itu juga karena penduduknya membuang sampah sembarangan seperti di saluran air.

b. Pendekatan Aktivitas

Pendekatan ini mengkaji fenomena geografi yang terjadi dari berbagai aktivitas yang terjadi. Misalnya hubungan mata pencaharian penduduk dengan persebaran dan interelasinya dengan gejala-gejala geosfer.

Contoh:
-Pemanfaatan dataran rendah untuk lahan pertanian.

c. Pendekatan Regional

Pendekatan ini mengkaji suatu gejala geografi dan menekankan pada region sebagai ruang tempat gejala itu terjadi. Region adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas.

Contoh: 
-Daerah hujan tropis didominasi oleh tumbuhan besar dan berdaun lebar.


-Sebidang tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur dan terletak di pinggir jalan.

2. Pendekatan Ekologi (Kelingkungan)

Pendekatan ekologi adalah upaya dalam mengkaji fenomena geosfer khususnya terhadap interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya. Aktivitas manusia dalam kaitannya dengan inetraksi dalam ruang terutama terhadap lingkungannya mengalami tahan-tahapan sebagai berikut:

Tahapan yang sangat sederhana yaitu manusia tergantung terhadap alam (fisis Determinisme). Manusia belum memiliki kebudayaan yang cukup sehingga pemenuhan kebutuhan hidup manusia dipenuhi dari apa yang ada di alam dan lingkungannya (hanya sebagai pengguna alam).

Manusia dan alam saling mempengaruhi. Manusia memanfaatkan alam yang berlebihan dan tidak memperhatikan kemampuan alamnya, sehingga lingkungan alam rusak dan berakibat juga pengaruhnya terhadap manusia. Manusia sudah mampu mengurangi ketergantungannya terhadap alam tapi manusia juga masih membutuhkan alam.

Contoh: 
-Para petani zaman dulu dalam waktu setahun hanya mampu bercocok tanam hanya sekali, karena kebutuhan pengairan hanya mengandalkan dari musim hujan (tadah hujan), sementara jumlah penduduk semakin bertambah, kebutuhan terhadap pangan juga bertambah, maka manusia berupaya bagaimana agar kebutuhan irigasi untuk pengairan pertanian bisa sepanjang musim dan tahun, maka dibuatlah bendungan. Kemudian dengan bioteknologi juga sudah ditemukan varietas pada yang bagus dengan usia dan masa panen cukup pendek.

Manusia menguasai alam. Dengan berkembangnya ilmu, kemampuan, dan budayanya, manusia dapat memanfaatkan alam sebesar-besarnya. Contohnya dibuatnya mesin-mesin mengekploitasi alam yang sebesar-besarnya. Jika alam sudah tidak mampu lagi maka mesin -mesin digunakan untuk memproduksi bahan-bahan sintetis yang tidak bisa di buat alam.

Contoh:
-Munculnya industri di sekitar pemukiman warga dapat menjadi masalah bagi warga, sulit akan ketersediaan sumberdaya air bersih yang ada disekitarnya.
-Akibat ulah manusia yang menebangi hutan mengakibatkan bencana tanah longsor dan banjir. Hal itu mengakibatkan banyak sawah dan daerah pertanian rusak, bahkan banyak ternak dan hewan piaraan yang mati.
-Suatu padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.


-Daerah Jakarta banjir karena hutan didaerah Bogor/puncak terjadi penggundulan hutan. 
-Petani di daerah lahan miring pasti akan melakukan kegiatan pertanian dengan sistem terasering.

3. Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional)

Pendekatan komplek kewilayahan ini mengkaji bahwa fenomena geografi yang terjadi di setiap wilayah berbeda-beda, sehingga perbedaan ini membentuk karakteristik wilayah. Perbedaan inilah yang mengakibatkan adanya interaksi suatu wilayah dengan wilayah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya. semakin tinggi perbedaannya maka interaksi dengan wilayah lainnya semakin tinggi.

Contoh: 
-Fenomena urbanisasi di berbagai kota besar tidak terkontrol. Urbanisasi meyebebabkan perbedaan jumlah penduduk pada beberapa wilayah. Pergerakan barang cenderung terjadi di tempat yang jumlah penduduknya banyak. Sehingga mereka yang berada di wilayah yang penduduknya sedikit, harus saling berinteraksi dengan wilayah yang penduduknya banyak, untuk memenuhi kebutuhan hidup.
-Wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa.


-Untuk mengatasi banjir di Jakarta, Pemda DKI bekerjasama dengan Pemda daerah sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) untuk memperbaiki DAS dan menggalakkan penghijauan.
-Pembangunan permukiman di wilayah perbukitan dan dataran rendah memerlukan kajian karakteristik tiap-tiap wilayah. Untuk mendapatkan perencanaan kawasan yang tepat, diperlukan pendekatan kompleks wilayah.

2 comments:

belitung said...

Mksih y materinya

belitung said...

Mksih y materinya

Post a Comment

Labels

Followers

Blog Archive